March 26, 2015

Kerja Keras: Kunci Sukses Membangun FAH

Berita FAHIM:
http://fah.uinjkt.ac.id/index.php/11-articles/fahim-news/203-kerja-keras-kunci-sukses-membangun-fah
----------
Fahim News. Mantan dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Oman Fathurahman mengatakan, bahwa semangat kerja keras dan melayani menjadi kunci suksesnya membangun FAH selama 10 bulan. “resep suksesnya itu kerja keras, lalu semangatnya itu semangat sebagai pelayan bukan sebagai pejabat. Sehingga di tahun pertama itu kita menargetkan sesuatu dan terwujud, meskipun belum maksimal”, ujar Oman saat diwawancarai di Fahim Center, Jumat (13/03/2015).
Semangat kerja keras dan melayani menurutnya patut ditanamkan oleh seorang pejabat, khususnya pemimpin. karena seorang pejabat atau pemimpin menurutnya bertugas untuk melayani, bukan dilayani semata. “kerja keras harus dilakukan oleh pejabat. Saya lebih senang menyebutnya pelayan, yang sudah digaji besar dan diberi tunjangan besar. Jadi, normal kalau dia harus kerja keras”, paparnya.
Lebih lanjut Profesor termuda UIN Jakarta bidang Ilmu Filologi tersebut menjelaskan, bahwa selain kerja keras dan semangat melayani, selama memimpin FAH ia menanamkan rasa saling memiliki serta bekerja dengan hati dan dari hati. Bekerja baginya bukan hanya untuk digaji, melainkan tentang apa yang akan dilakukan selama memimpin atau menjabat.
“Kalau bekerja niatnya hanya untuk digaji, maka selesai, karena kita sudah digaji. Tapi coba kita bayangkan, kita disini hanya sekian tahun. Apa kira-kira yang akan menjadi legacy yang akan diingat orang. Dan saya merasakan itu, utamanya setelah saya pergi. Rasa saling memiliki dan bekerja dari hati itu ternyata diapresiasi orang”, Ujarnya.
Selain beberapa hal di atas, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Zubair, memaparkan lebih rinci perihal keberhasilan Oman membangun FAH. Hal yang mula-mula dilakukan Oman menurutnya adalah membangun solidaritas, kebersamaan dan komunikasi yang intensif dengan para dosen, karyawan maupun mahasiswa sehingga terbentuk ikatan emosional. Selain itu, demi kelancaran informasi para Dosen maupun Karyawan diharuskan melek IT.
“Komunikasi harus lancar, dan itu hanya bisa terjadi kalau hubungan emosional dibangun dengan baik, kemudian ditunjang oleh melek IT. Teknologi IT sangat mendukung proses kerja kami semuanya. Jadi, semua Karyawan atau Dosen yang dulu tidak mengerti IT dipaksa untuk bisa, sehingga menunjang kelancaran informasi”, ujar Zubair saat wawancara di Basement FAH, Pada Jumat (13/03/2015).
Zubair menambahkan, bahwa untuk menjadi Pemimpin yang sukses memang dibutuhkan komitmen kuat dan perlu konsistensi. Artinya, ketika sudah membuat sebuah perencanaan (planning) harus benar-benar direalisasikan. Meskipun ada kendala, harus dicari akar permasalahannya, sehingga program bisa terus berjalan. Hal ini pulalah menurutnya yang ditekankan oleh Oman bersama selama menjabat sebagai Dekan FAH. Tak heran, meski dalam waktu yang relatif singkat, Oman beserta Staff berhasil memaksimalkan waktu guna merealisasikan program kerja yang ada, khususnya program kerja jangka pendek.
Berbagai macam program kerja jangka pendek yang menjadi prioritas Oman dan tentunya telah terealisasi, seperti perbaikan sarana dan prasarana, memberikan layanan dan fasilitas yang memadai serta gerakan revolusi mental. Beberapa contoh, misalnya penyediaan Bangku Riset (BangRis), bangku tunggu, melengkapi seluruh ruangan kuliah dengan AC, mengoptimalkan ruangan/gudang di lantai dasar FAH sebagai pusat informasi (Fahim Center) sekaligus kantor jurnalis Fahim News dan lain sebagainya. Tak kalah menariknya adalah pemindahan seluruh pusat layanan FAH dari lantai dua ke lantai lima, yang belum pernah dilakukan sebelumnya semenjak pendirian fakultas tersebut.
Sementara gerakan revolusi mental melalui penyelenggaraan program Gerakan Pungut Sampah;  Sampah Sendiri, Sekarang dan Sekitar (GPS 3S). GPS ini menjadi gerakan kultural yang dilakukan secara rutin dan melibatkan seluruh civitas akademika FAH selama masa kepemimpinan Oman. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Akhmad Saehudin menyebut GPS ini sebagai gerakan moral. Atau menurut Zubair adalah gerakan pembiasaan hidup bersih guna membentuk karakter Islami. Sebagaimana yang tertuang dalam visi misi yang diusung Oman saat itu, yaitu menuju e-faculty, berbasis riset dan berkarakter Islam Nusantara.
Meskipun tidak menjabat lagi sebagai Dekan FAH, Oman berharap para Staff, Dosen, Karyawan maupun Mahasiswa untuk tetap bekerja dan berkarya sesuai dengan semangat yang telah ditanamkan sebelumnya, siapapun pemimpinya. Hal ini menurutnya sebagai bentuk komitmen guna membangun dan mewujudkan FAH sebagai Fakultas yang maju dan terdepan, khususnya di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Muliadin Iwan

No comments: